Kini aku sudah berusia 35 tahun dan sudah
mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Kisah yang kualami terjadi ketika
aku berusia kurang lebih 25 tahun sewaktu aku masih menjadi salah seorang
mahasiswa tingkat akhir. Waktu itu aku tinggal disalah satu tempat pemondokan
(kost) bersama teman-teman mahasiswa yang lain kurang lebih sebanyak 20 orang.
Untuk meringankan tugas kami sehari-hari, kami mempunyai seorang pembantu
wanita (bibi) yang bertugas memasak, mencuci, dan menyapu. Usia bibi pada saat
itu kurang lebih 40 tahunan, sudah bersuami dan mempunyai anak, putri sulungnya
pada saat itu sudah SMA. Bibi bekerja di tempat kami dari pagi sampai sore
(pagi-pagi datang dan sorenya pulang ke rumahnya). Karena bibi bekerja di
tempat kami sudah cukup lama maka hubunganku dengan bibi cukup akrab. Aku tidak
sungkan-sungkan lagi berbicara dengan bibi sampai menjurus kearah hal-hal yang
berbau seks.
Bibiku Sayang
Pada suatu hari, pagi-pagi bibi datang dari
pasar membawa belanjaan salah satunya berupa terong panjang berwarna ungu.
Ketika bibi sedang memasak aku menemaninya ngobrol di dapur dan aku iseng
menggoda bibi dengan menggunakan terong yang baru dibelinya dari pasar. Terong
tersebut aku bentuk menyerupai alat kelamin laki-laki (penis) dengan cara
memberikan bentuk kepala penis pada salah satu ujungnya. Setelah selesai, aku
tunjukkan kepada bibi dan ia senyum-senyum saja melihat hal tersebut. Pada saat
yang bersamaan penisku bangun, rupanya bibi tahu hal tersebut dari perubahan
bentuk celana yang kupakai. Tiba-tiba tangan bibi memegang penisku dari luar
celana, aku hanya bisa tersipu-sipu saja karena aku belum terbiasa melakukan
hal itu. Perlu pembaca ketahui bahwa pada saat itu aku belum pernah melakukan
hubungan seks meskipun aku sudah mempunyai seorang pacar yang berada di kampung
kelahiranku. Aku dan pacarku hanya ketemu sekali dalam setiap enam bulan, pada
saat aku mendapat liburan.
Setelah bibi memegang penisku tersebut, tanpa berkata-kata aku langsung pergi
ke kamar dan beberapa saat kemudian bibi menyusulku ke kamar. Di dalam kamar
aku menunjukkan sebuah foto porno kepada bibi, maksudnya aku ingin mengajak
bibi berhubungan dengan gaya seperti pada photo tersebut. Tetapi bibi malah
keluar dari kamarku tanpa berkata-kata sepataHPun, aku merasa malu jadinya.
Beberapa menit kemudian bibi datang lagi ke dalam kamarku, tanpa kusadari
tiba-tiba aku dan bibi sudah saling berpelukan sambil berdiri. Aku langsung membuka
resluiting celana dan mengeluarkan penisku yang sudah menegang. Kemudian aku
mengangkat rok dan celana dalam bibi, kuturunkan sedikit kemudian aku langsung
memasukkan penis ke dalam liang surganya. Ternyata liang kewanitaannya sudah
sedikit longgar sehingga aku tidak mengalami kesulitan untuk memasukinya. Baru
beberapa saat tiba-tiba ada temanku yang ribut-ribut di luar, aku dan bibi
secepatnya untuk berhenti berhubungan dan selanjutnya bibi kembali ke dapur.
Siang harinya ketika teman-teman kostku sedang tidur siang, bibi kembali lagi
ke dalam kamarku. Tanpa berkata-kata aku langsung saja membuka resluiting
celanaku dan selanjutnya aku angkat lagi rok yang dipakainya dan melakukan
hubungan seks sambil berdiri. Baru beberapa menit aku sudah keluar, kelihatannya
bibi belum puas aku dapat merasakannya dari raut wajahnya.
Besoknya sepulang dari kuliah setelah makan siang, aku langsung ke kamar dan
kugunakan obat yang dioleskan pada kepala penis. Obat tersebut sebelummya aku
sudah menyimpannya, kebetulan teman kostku ada yang menjatuhkannya di halaman
dan aku menyimpannya. Setelah beberapa menit kemudian ketika teman-teman kostku
sedang istirahat siang, bibi kembali lagi ke kamarku. Tanpa basa-basi lagi aku
langsung mengajaknya untuk bersetubuh. Pada hubungan hari kedua tersebut karena
aku memakai obat, kami dapat melakukan permainan seks yang cukup lama. Aku
dapat merasakannya bahwa bibi mencapai orgasme sehingga pada hubungan hari
kedua tersebut kelihatannya bibi betul-betul puas.
Selanjutnya setelah kejadian itu, hubunganku
dengan bibi semakin akrab saja. Atas saranku, bibi kalau kerja selalu
menggunakan rok yang cukup longgar sehingga memudahkan pada saat melakukan
persetubuhan. Hubungan seks yang kami lakukan sebagian besar pada siang hari
pada saat teman-teman sedang tidur siang. Pernah sekali-sekali pada pagi hari
sepulang bibi dari pasar kalau teman-teman belum bangun pagi. Aku dan bibi
melakukan hubungan badan selalu dalam kamar dan tidak pada ranjang karena takut
ranjangnya berbunyi, maklum ranjangku terbuat dari besi yang sudah agak tua.
Pernah suatu hari bibi mengajakku melakukan hubungan di dalam kamar mandi
tetapi aku menolaknya karena takut ketahuan oleh teman-teman yang lain.
Belakangan atas pengakuan bibi aku baru tahu bibi dalam rumah tangganya
mengalami persoalan dalam berhubungan seks dengan suaminya. Kata bibi, suaminya
cepat sekali keluarnya sehingga bibi jarang mencapai orgasme. Padahal dari
hubungan yang kulakukan dengannya selalu berakhir dengan puncak kenikmatan.
Setelah sering melakukan hubungan seks dengannya, aku jarang lagi menggunakan
obat sehingga sering kami mengalami orgasme hampir bersamaan. Setelah beberapa
lama aku dan bibi melakukan hubungan badan, bibi malah menganggapku sebagai
suaminya yang kedua karena kepuasan yang kuberikan dapat menggantikan suaminya.
Untuk menghindari kecurigaan suaminya, aku sarankan pada bibi agar sikapnya
terhadap suaminya tidak berubah terutama dalam melakukan hubungan seks. Bibi
menuruti saranku, malah setelah menjalin hubungan denganku, perlakuan bibi
terhadap suaminya menjadi semakin mesra untuk menghindari kecurigaan.
Bibi adalah guru bagiku dalam hal berhubungan seks. Berbagai posisi telah
diajarkannya padaku diantaranya, aku duduk dan bibi di atasku, bibi nungging
sambil berdiri, bibi tidur di atas meja, aku duduk diatas kursi, dll. Kalau
bibi sedang haid, bibi selalu memberikan blow job kepadaku. Hubungan yang
kurasakan paling berkesan adalah pada suatu malam dimana aku dan teman-teman
mengadakan acara di luar rumah sehingga rumah kosong sama sekali, kami meminta
bibi untuk menjaga rumah sampai tengah malam. Aku sengaja pulang lebih awal
kebetulan di rumah hanya ada bibi sendirian. Aku dan bibi langsung menuju
tempat tidur setelah mengunci seluruh pintu masuk. Kami melakukan hubungan seks
yang cukup lama sehingga bibi dapat mencapai orgasme beberapa kali. Setelah di
tempat tidur kemudian pindah ke sofa ruang tamu sampai menjelang teman-teman
pulang tengah malam.
Demikianlah hubunganku dengan bibi berlanjut kurang lebih satu tahun sampai
akhirnya aku lulus dan pindah ke kota lain. Selama itu aku dan bibi melakukan
hubungan seks tidak kurang dari 100 kali dalam berbagai posisi. Suatu saat
pernah kuungkapkan pada bibi bahwa aku bermaksud berpacaran/kawin dengan salah
seorang putrinya sehingga dengan demikian aku dan ibunya (bibi) dapat menjalin
hubungan terus, tetapi bibi tidak menyetujui rencanaku tersebut.
Sampai saat aku menulis pengalamanku ini, aku belum pernah berjumpa lagi dengan
bibi. Kadang-kadang aku sangat merindukan saat-saat indah yang pernah kami
alami.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar