CERITA DEWASA

# SELAMAT DATANG DI BLOGGER CERITA DEWASA. BLOGGER INI HANYA KHUSUS USIA 21 KE ATAS

Jumat, 16 Oktober 2020

GAMBAR HOT

GAMBAR SEXY










 

NGENTOT DENGAN GADIS YATIM PIATU

 

Ratih adalah seorang yatim piatu dan dia sejak kecil sudah dipelihara oleh sebuah rumah yatim piatu X. Disaat tinggal bersama anak- anak lainnya di rumah panti asuhan itu, Ratih tidak merasakan kesedihan setelah ditinggal oleh orang tuanya sewaktu dia masih bayi karena kebahagiaan dan rasa aman yang diberikan oleh pastur pembimbing. Namun demikian, kehidupannya mulai berubah sewaktu dia berumur 13 tahun saat dia mulai diadopsi oleh pasangan Ibu Yuni dan Bapak Deni.

Setelah Ibu Yuni dan Bapak Deni mengurusi semua surat- surat yang berhubungan dengan Ratih Suryani, akhirnya Ratih ikut dengan mereka ke rumahnya yang baru. Rumah Ibu Yuni dan Bapak Deni sangat besar karena mereka termasuk orang strata atas. Keluarga Ibu Yuni dan Bapak Deni menganggap Ratih Suryani sebagai anaknya sendiri dan mengasuhnya dengan penuh kasih. Tepat sewaktu Ratih Suryani berumur 16 tahun, Ibu Yuni yang Ratih anggap sebagai ibunya sendiri meninggal dunia akibat kanker yang menyerang otak tengahnya. Di penguburan Ibu Yuni, Ratih hanya berdiam diri dan memandang makam Ibu Yuni dengan penuh kesedihan dan begitu pula dengan Bapak Deni. Bapak Deni merasa tertekan sekali dengan kematian istrinya yang sangat dia sayangi.


Semenjak kematian istrinya, kehidupan Bapak Deni telah berubah. Kehidupannya sebagai seorang Direktur Muda di kantornya yang penuh dedikasi dan dipenuhi oleh figur ayah telah berubah menjadi seorang laki-laki buaya yang selalu membawa minuman keras dan perempuan malam setiap kali dia pulang kantor. Ratih hanya berdiam diri melihat perubahan total ayah tirinya itu, begitu pula dengan pembantu-pembantu yang telah setia menemani keluarga itu sebelum Ibu Yuni meninggal dunia. Bentakan- bentakan dan perlakuan kasar yang diberikan oleh Bapak Deni kepada supir dan pembantu rumah tangganya membuat mereka menjadi tidak betah bekerja di situ dan akhirnya hanya tinggal Bapak Deni dan Ratih Suryani yang tinggal di rumah itu. Suatu malam,

 

Bapak Deni pulang ke rumah dengan kondisi tubuh yang sangat payah. Sambil berjalan tergopoh-gopoh dan memegang Whiskey di tangan kirinya, dia membanting pintu rumahnya dengan keras dan berteriak-teriak memanggil Ratih,

“Ratihh .., kemarii.”

Kata Deni

Dia terjatuh ke atas sofa yang terletak di dekat pintu masuk lalu membuka dasi dan kemeja kerjanya. Tak lama kemudian, Ratih turun dari lantai atas rumahnya untuk menemui Bapak Deni yang sedang on karena minuman keras yang mungkin dicampur dengan ecstacy. Ratih mendekati ayah tirinya dengan penuh ketakutan karena melihat kondisi ayah tirinya yang sedang mabuk itu. Tampang ramah Bapak Deni yang biasanya Ratih sukai telah berubah menjadi sebuah tampang sangar yang penuh dengan nafsu-nafsu setan di dalamnya. Dengan keadaannya yang sedang mabuk, Bapak Deni menyuruh Ratih untuk memijat punggung Bapak Deni yang dia rasakan pegal.

Sebagai seorang anak angkat, Ratih menuruti perintah ayah angkatnya dan dengan jari-jarinya yang lentik, dia mulai memijat- mijat punggung ayah angkatnya. Rupanya, tanpa sepengetahuan Ratih, pijatan- pijatan Ratih telah membangkitkan nafsu birahi. Pak Deni menjadi lupa daratan bahwa Ratih adalah anak angkatnya karena dengan kekuatannya, dia memegang tangan- tangan lentik Ratih yang sedang memijatnya dan menciumnya.

Dengan refleks, Ratih menarik tangannya yang sedang diciumi oleh ayah angkatnya dan itu membuat Pak Deni menjadi berang. Dia tidak menyadari bahwa orang yang di hadapannya adalah anak angkatnya yang baru berusia 16 tahun, sedangkan Pak Deni baru saja melewati ulang tahunnya yang ke 49. Sungguh jauh perbedaannya tetapi nafsu setan telah menguasai hati nuraninya.


Dengan penuh ketakutan, Ratih menjauhi ayah angkatnya tetapi rupanya kekuatan Pak Deni telah berhasil menguasai Ratih. Di atas tangga, Pak Deni menindih tubuh Ratih yang sintal dan dia menciumi leher Ratih yang jenjang. Sambil mengucurkan air mata, Ratih menyesali kenapa dia bersedia turun sewaktu dipanggil tadi dan jika dia tidak memijat ayah angkatnya, hal seperti ini tidak perlu terjadi.

Rupanya tangisan Ratih tidak merubah keadaan karena sewaktu lamunan Ratih buyar, dia menyadari bahwa dia sekarang tidak berbusana lagi karena Pak Deni telah menelanjanginya dan sekarang dia hanya dapat melihat sosok ayah angkatnya yang sedang membuka pakaiannya dan dia akhirnya dapat melihat kemaluan ayah angkatnya yang cukup besar dan Ratih tidak pernah melihat batang kemaluan dalam bentuk apapun selama hidupnya. Pak Deni mulai mendekati anak angkatnya yang sedang menangis.

“Jangan takut Ratih, sekarang saya akan memberikan kamu

kebahagiaan yang pasti belum pernah kamu terima dari siapapun.”

Kata Deni

Selesai dia mengucapkan kata-kata itu, Pak Deni langsung menjilati lubang kemaluan Ratih dengan ganasnya dan dia tidak peduli dengan tangisan dan teriakan Ratih.

 “Jangan , Pak.. Jangan lakukan..”

Kata Ratih

Ia tidak bisa melakukan apa-apa akan tetapi rupanya Ratih merasakan sesuatu kenikmatan di saat lidah-lidah Pak Deni menyapu liang kenikmatan dan klitorisnya, sesuatu perasaan yang dia belum pernah nikmati selama hidupnya. Dia merasakan sesuatu yang sangat geli dan nikmat. Isakan tangis Ratih mendadak berubah total menjadi desahan- desahan yang sesekali memanjang dan tanpa dia sadari rupanya dia menjadi lupa daratan dan dia seakan mendorong-dorong kepala ayah angkatnya supaya dia bisa merasakan kenikmatan maksimal dari ayah angkatnya. Rupanya ini membuat Pak Deni menjadi sangat terangsang dan kemudian dia mengangkat tubuh anak angkatnya sambil mencium bibir Ratih untuk dibawa ke ranjang yang biasanya dia gunakan untuk bercinta dengan almarhum istrinya.

 

Pak Deni meletakkan Ratih di atas ranjang dan kemudian dia bergerak maju, mengarahkan batang kemaluannya ke atas bibir Ratih yang mungil dan menyuruh Ratih untuk mengulumnya. Dengan perasaan jijik, ketakutan dan sedikit rasa birahi yang dia sendiri tidak mengerti, Ratih mulai menjilati batang kemaluan ayah angkatnya dan membuat Pak Deni menjadi refleks untuk memijat-mijat payudara Ratih yang sudah cukup besar untuk gadis berusia 16 tahun. Pijatan Pak Deni membuat Ratih menjadi terpancing gairahnya dan membuat dia mempercepat gerakan kuluman di kemaluan Pak Deni. Sekarang Ratih menjadi tidak ketakutan seperti tadi dan tampaknya dia mulai menyukai permainan yang dilakukan oleh Pak Deni. Bermenit-menit lamanya Ratih menghisap-hisap batang kemaluan Pak Deni seperti sewaktu Ibu Yuni memberikan dia permen lolly semasa hidupnya.

Tiba-tiba tubuh Pak Deni menjadi gemetar dan dia berteriak sambil batang kemaluannya memuntahkan cairan sperma ke dalam mulut Ratih yang mungil. Ratih merasakan jijik yang amat sangat karena pengaruh bau alami yang muncul dari sperma itu tapi Pak Deni memaksanya untuk menelan sehingga Ratih tidak mempunyai pilihan selain menelan cairan itu. Ratih menganggap permainan itu telah selesai. Sayang sekali, dugaan Ratih salah karena Pak Deni tanpa Ratih ketahui adalah seseorang yang cukup hiperseks. Setelah dia puas memuntahkan cairannya ke dalam mulut Ratih, dia menggosok- gosokkan batang kemaluannya sehingga batang kemaluannya menjadi semakin membesar dan membuat Pak Deni ingin berbuat lebih jauh. Dengan nafsunya yang mulai bangkit kembali, Pak Deni berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan Ratih dan Ratih hanya dapat melihatnya dengan wajah polos yang penuh ketakutan yang amat sangat.


Dia merasakan ketakutan karena dia melihat bahwa batang kemaluan ayah angkatnya yang cukup besar sedang berusaha memasuki perawannya yang lubangnya tentu masih sempit. “Bless. .”, masuklah batang kemaluan besar Pak Deni ke dalam liang kenikmatan Ratih dan membuat Ratih menjadi berteriak histeris karena kesakitan yang amat sangat dan terbukti karena darah segar perawannya mulai membasahi sprei ranjang Pak Deni. Sambil mendiamkan batang kemaluannya di dalam liang kewanitaan Ratih, Pak Deni mencium payudara Ratih yang membuat gairah yang Ratih tidak mengerti apa itu menjadi bangkit kembali dan Ratih ingin segera merasakan lebih dari apa yang dia rasakan sekarang. Mendadak Ratih menjadi liar, dia mendekap ayah angkatnya dan menaik-turunkan pantatnya secara otomatis sehingga menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi Pak Deni.

Hal ini membuat permainan mereka semakin menjadi Hot karena disaat pantat Ratih naik, Pak Deni mengikutinya dengan posisi menurunkan pantatnya. Hal ini tentunya menyebabkan kenikmatan sendiri bagi Pak Deni, begitu pula dengan Ratih. Permainan mereka menjadi menggila karena sekarang Ratih mulai mendesis-desis seperti ular yang kepanasan sedangkan Pak Deni mulai berteriak kenikmatan.

“Ooohh” ,

Desah Deny

Karena menindih putri angkatnya dengan batang kemaluannya yang sedang dipijat- pijat oleh lubang kemaluan anak angkatnya.

 


 

Gerakan Ratih dan Pak Deni yang naik turun itu akhirnya menghasilkan sesuatu untuk Ratih karena dia merasakan ada sesuatu yang hendak meledak di dalam dirinya dan di saat batang kemaluan Pak Deni menyodok lubang kewanitaannya yang paling dalam, Ratih akhirnya meledakkan cairan kewanitaannya dan dia merasakan suatu sensasi kenikmatan yang belum pernah dia nikmati selama 16 tahun dan dia mulai menyukainya karena di saat dia klimaks tersebut, dia langsung memeluk ayah angkatnya dan menciumi Pak Deni dengan penuh nafsu sehingga membuat Pak Deni menjadi semakin liar dalam bersenggama.

Berjam-jam lamanya dan berkali-kali Ratih merasakan kenikmatan dunia yang belum pernah dia rasakan dan sampai akhirnya, Ratih merasakan cairan laki-laki ayah angkatnya yang membuat tubuh ayah angkatnya kejang untuk beberapa kali karena kenikmatan yang baru saja terima dari anak angkatnya. Ratih memeluk ayah angkatnya karena cairan sperma ayah angkatnya begitu hangat membasahi liang kewanitaannya dan dia dapat melihat dengan jelas bahwa sekarang cairan Pak Deni telah menyatu dengan darah perawannya yang mulai mengering. Kejadian itu tidak terjadi sekali saja karena sekarang Ratih mulai menyukai apa yang disebut dengan senggama.


Bahkan, Pak Deni telah mengajari putri angkatnya gaya- gaya baru yang selalu dipraktekkan dengan almarhum istrinya yang membuat istrinya semakin sayang kepada Pak Deni. Kegilaan Pak Deni dan anak angkatnya terjadi terus-menerus sampai di suatu ketika Pak Deni harus meninggalkan dunia ini karena kecelakaan lalu lintas dan nasib Ratih, si anak yatim piatu itu tidak sampai di situ karena perselingkuhannya dengan Pak Deni membuahkan sesuatu di dalam rahimnya.


Ratih hamil 2 bulan dan dengan segala kekayaan dari penjualan rumah dan isinya, Ratih memulai hidup baru di Singapura dan karena biaya hidup di Singapura yang tinggi, dia mati-matian menjadi seorang perempuan malam yang selalu menunggu laki-laki yang bersedia memberikan dia beberapa ratus dollar untuk menghidupi dirinya dan bayinya.

 


Mantan Istri Yang Sanga Liar Ranjang

 



Aku akan bercerita tentang dimana mantan istriku lebih puas dengan kontol bule, dulu kita sempat berumah tangga dengan usia yang maih kecil , 6 bulan kami menikah dan disaat itu kami memutuskan untuk bercerai karena tidak ada kecocokan datu sama lain, sekarang mantan istriku tinggal ngekost dia bekerja sebagai public relation manager, sedangkan aku adalah bekerja di IT dikota Bali. Minggu pagi aku berniat mengunjungi dia, kangen juga sih, sudah 3 bulan aku tidak pernah ketemu dia.

 

Di depan pintu aku kaget melihat seorang bule keluar dari kamarnya, aku menunggu sebentar sampai si bule pergi dan nyelonong masuk kamar istriku, aku pura-pura tidak tahu tentang si bule yang barusan keluar. Kulihat istriku keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Tubuhnya masih tetap seperti dulu padat dan sintal, mungil tapi proporsional, Dia keget melihatku sudah duduk di atas tempat tidurnya. Kutanya kabarnya namun tidak dijawab, dengan santai dia melepaskan handuk yang melilit di tubuhnya, buah dadanya dipamerkan begitu saja, membuat aku jadi bernafsu. Ukuran buah dada istriku memang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil,. Yah.., sesuai dengan ukuran tubuhnya yang mungil, bentuknya sangat menggiurkan mata laki-laki yang memandangnya, bulat, padat dan tidak melar. Melihat itu penisku langsung berdiri, apa lagi melihat bekas gigitan si bule di pundak dan buah dadanya.

Kupeluk dia dari belakang, kucium lehernya dan kubisikkan ajakan untuk bersetubuh, namun dia menolak dengan alasan ada janji dengan teman pagi ini. Selesai berpakaian dia langsung ngeloyor pergi meninggalkan aku sendirian. Lama aku berpikir, dan terlintas dibenakku untuk mengintai hubungan intim mereka. Aku tanyakan ke ibu kost untuk menyewa kamar sebelah, kutahu kamar sebelah tidak ditempati. Setelah dealt dengan ibu kos aku langsung balik ke rumah mengambil peralatan spy-ku yang dulu kubeli dari internet. Aku mempunyai dua buah pinhole video camera yang bisa ngintip lewat lubang kecil. Dulu alat ini aku gunakan untuk mengintip anak-anak kost di rumahku. Balik lagi ke tempat kost istriku dan langsung memasang peralatan spy-ku.

Aku buat lubang kecil tepat di atas temat tidur dan satu lagi di kamar mandi. Selesai pasang kamera lewat plafon, aku coba connect ke TV-monitor yang kupersiapkan di kamar sebelah, hampir 70% dari ruangan tidur bisa kumonitor dan selanjutnya beralih ke channel di kamar mandi, di sini aku harus naik lagi ke plafon karena lokasi cameranya kurang tepat, kugeser sedikit agar tepat di atas bath tub. Jam 12.00 aku selesai setup video spy-ku, lalu mandi sebentar membersihkan debu yang melekat di tubuhku setelah naik ke langit langit kamar kost. Sambil tiduran menunggu istriku kembali ke kostnya. Kira-kira jam 20.00 kudengar langkah kaki di kamar sebelah, kuintip lewat jendela, ternyata istriku dan si bule yang datang. Kunyalakan TV-monitor, kulihat si bule menunggu istriku yang sedang menutup pintu kamar, istriku tampak tidak sabaran, langsung menubruk si bule dan mereka berpagutan sambil saling melepaskan pakaian. Hanya dalam beberapa detik mereka sudah telanjang bulat, istriku jongkok di hadapan si bule yang penisnya setengah ereksi dan melahap penis besar di hadapannya. Mulut istriku tidak bisa menampung seluruh penisnya.


Perlahan tapi mantap penis si bule ereksi penuh karena permainan lidah istriku. Kutahu ini adalah keahlian istriku, dulu aku sampai merem melek dibuatnya. Si bule yang tinggi besar mengangkat tubuh mungil istriku ke tempat tidur dan langsung menindihnya. Dengan sangat bernafsu si bule melahap buah dada kenyal milik istriku. Dari TV-monitor aku dengan jelas sekali melihat wajah istriku yang lagi merem melek menikmati permainan lidah si bule. Puas menikmati kedua gunung kembar istriku, si bule beralih turun ke perut lalu ke bukit yang ditumbuhi bulu jarang-jarang. Desahan istriku sangat jelas kudengar lewat earphone karena sebelumnya sudah kupasangi wireless microphone di belakang head board-nya. Tangan istriku menarik kuat-kuat sprei sewaktu lidah si bule mulai menyusuri lubang vaginanya..

Selang berapa menit si bule merubah posisinya untuk ber’69’. Desahan istriku langsung hilang bersamaan dengan disumbatnya mulut istriku dengan penis besar si bule. Dengan sangat bernafsu istriku memainkan penis di mulutnya, sedangkan si bule sendiri sibuk memainkan lidahnya di clitoris istriku, kulihat kaki istriku mulai menegang dan paha istriku menjepit kepala si bule. Setelah puas ber-’69’, si bule duduk bersandar di head board dan istriku duduk di pangkuannya dengan saling berhadapan. Dengan bertumpu pada lututnya, perlahan istriku memasukan penis besar si bule ke lubang vaginanya..

Istriku menjerit kecil ketika penis si bule mulai menerobos masuk. Dia mendongak ke atas sambil meringis menahan sakit saat menurunkan pantat bahenolnya agar penis si bule masuk lebih dalam. Setelah diam beberapa saat untuk melumasi penis si bule, istriku mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sedangkan si bule melahap dan mejilati buah dada istriku. Ini adalah gaya yang paling disukai istriku. Gerakan istriku maju mundur makin lama makin cepat dan tidak beraturan, selang 5 menit tubuh istriku bergetar hebat menikmati orgasme sambil melumat mulut si bule.


Mereka istirahat sebentar sambil mencumbui istriku agar bangkit lagi. Dengan memainkan buah dada istriku yang kenyal, dia bangkit lagi gairahnya, Istriku lalu mengangkangkan pahanya lebar-lebar, dari TV-monitor aku bisa lihat vagina istriku yang kemerah-merahan akibat gesekan penis besar si bule. Dia menusukkan senjatanya ke vagina istriku dan mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan keras, saking kerasnya sampai terdengar suara, “Plak! plok.., plak! plok!”, dari benturan paha mereka..

Istriku mendesah hebat setiap kali si bule menghunjamkan penisnya dalam-dalam. Rasa cemburuku timbul saat melihat perlakuan kasar si bule terhadap istriku, tetapi aku menikmatinya, penisku rasanya sudah tidak kuat menahan sakit karena tegang sejak tadi. Posisi ini tidak bertahan terlalu lama, si bule minta istriku nungging dan dia menusukkan senjatanya dari belakang, aku bisa dengan jelas melihat penis si bule keluar masuk menusuk vagina istriku.


Lima menit berlalu si bule menunggangi istriku, perlahan-lahan dia mulai kesetanan, gerakanya mulai tak beraturan apalagi istriku juga ikut menggoyangkan pantatnya dengan kesetanan. Akhirnya si bule memuntahkan seluruh spermanya di dalam vagina istriku. Dia berteriak histeris menikmati puncak orgasmenya. Kulihat istriku mencium mulut si bule mesra sekali, dari slang English-nya kutahu dia adalah orang Italy. Berdua mereka ke kamar mandi, aku cepat-cepat mencolokkan cable RCA dari camera yang di kamar mandi ke TV-monitor. Di kamar mandi kulihat istriku jongkok memutar kran shower sementara si bule memegang shower head-nya. Lalu mereka saling menggosok dengan sabun. Si bule lama sekali membersihkan vagina istriku sampai dia merem melek.

Bath tub mereka isi setengahnya lalu tiduran berdua di dalamnya dengan si bule di bawah dan istriku di atas pelukan si bule. Mereka saling berpagutan mesra. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 23.00 malam, aku buru-buru pulang karena besok senin pagi aku harus kerja. Terpaksa aku kehilangan adegan hot selanjutnya. Dulu aku berniat membeli alat perekam VCR 24 jam, namun tidak jadi karena harganya mahal. Sesampainya dirumah mataku tidak bisa terpejam, dalam pikiranku masih terbayang adengan hot istriku dengan si bule. Coba aku punya perekam, aku bisa melihat adegan mereka selanjutnya. Membayangkan mereka, aku jadi tidak bisa tidur sampai pagi..

Senin malam jam 20.00, sepulang dari tempat kerja aku langsung meluncur ke tempat kost istriku, suara desahan terdengar dari kamar istriku, “wah telat aku”. Cepat-cepat kubuka pintu kamarku yang ada di sebelah kamar istriku,. TV-monitor kunyalakan, namun mereka tidak kelihatan di kamar tidur, terlihat tempat tidur yang acak-acakan dan pakaian berserakan di mana-mana. Kucoba colokkan monitor yang di kamar mandi, dan “astaga!”.


Mereka bertiga, istriku, si bule dan temanya bule satunya lagi, yang ini bentuk penisnya lucu, bagian bawah kecil namun kepalanya sebesar bule satunya lagi. Sekarang kutahu nama bule yang menyetubuhi istriku kemarin namanya Marvel, itu aku dapat dari teman istriku di tempatnya bekerja. Marvel adalah tamu yang sering menginap di hotel tempat istriku bekerja dan dia mempunyai business di Indonesia. Di kamar mandi, istriku kulihat sedang nungging sedangkan Marvel memompa vagina istriku dari belakang, tangan istriku berpegangan ke pinggir bath tub sambil melumat penis anehnya milik si bule satunya yang duduk di ujung bath tub..

Aku baru tahu kalau istriku bisa sebuas ini sama cowok bule. Wah ini adegan yang sungguh sangat menyesakkan dadaku, rasa iri, cemburu, marah, menyesal, birahi, sedih bercampur aduk, pokoknya tidak bisa dijelaskan. Keadaan tempat tidur yang acak-acakan menandakan merekan sebelumnya bergumul di sana dan pergumulan mereka di kamar mandi saat ini mungkin babak kedua atau mungkin ketiga. Aku telah kehilangan adegan tersebut. Kalau kubayangkan mungkin lebih seru dari yang di kamar mandi..


Marvel mencabut penisnya dari vagina istriku dan menancapkanya lagi ke lubang pantat istriku, seumur-hidup aku belum pernah menikmati lubang istriku yang satu ini, setiap aku minta dia selalu menolak dengan alasan sakit lah, tidak enak lah, Namun dengan si bule ini kenapa dia berikan. Ini tidak adil!, Marvel nampak mulai kesetanan, semetara istriku berteriak kecil setiap penis besar ini masuk lebih dalam. Dalam 5 menit Marvel mencabut penisnya dan menumpahkan seluruh air maninya di punggung istriku. Sementara bule satunya lagi asyik menikmati permainan mulut istriku, karena sudah bernafsu si bule satunya lagi langsung menggendong istriku ke tempat tidur..

Istriku di tempatkan di pinggiran bed dengan posisi nungging sementara si bule berdiri di lantai, di pingiran bed dan bersiap-siap menusukkan senjatanya ke lubang pantat istriku. Goyangan pantat si bule menimbulkan suara, “Ceplak.., ceplok..!”,.. penis si bule yang bentuknya aneh itu makin keras menghunjam pantat istriku sambil tangannya meremas keras pantat bahenol istriku. Datang dari kamar mandi si Marvel langsung ikutan nimbrung, dia menyusup ke bawah tubuh istriku dengan kaki menjuntai ke bawah dia memasukkan penisnya ke vagina istriku lalu menurunkan badan istriku,

si bule satunya lagi tetap berdiri dengan penis menancap ke pantat istriku, dia agak membungkuk karena badan istriku merendah dan nempel ke tubuh Marvel. Mereka mulai bergoyang, mulut istriku dengan lahap menjilat dada bidang si Marvel yang di penuhi dengan bulu. Si bule satunya sudah mulai kesetanan, pantatnya kian keras bergoyang dan akhirnya, “Cret.., cret.., cret”, spermanya tumpah di punggung istriku, sementara si Marvel masih asyik menikmati goyangan istriku dari atas, karena si bule satunya lagi tidak lagi menusukan senjatanya,.

istriku lalu duduk bersimpuh di penis si Marvel dan bergoyang maju mundur. Tangan si Marvel meremas buah dada kenyal milik istriku, desahan istriku makin hebat sampai akhirnya lemas terkulai di atas tubuh Marvel. Marvel bangkit dan mulai menyodok lubang pantat istriku yang lagi tengkurep lemas. Plok.., plok.., plok..!, bunyi pantat dan paha mereka beradu, selang beberapa menit si Marvel menumpahkan spermanya di atas punggung istriku dan terkulai lemas di sebelah istriku.

Si bule satunya datang dari kamar mandi, langsung berpakaian lalu pamitan pada mereka. Sempat-sempatnya dia melumat mulut istriku sebelum pergi. Marvel menggendong istriku ke kamar mandi. Setelah saling membersihkan di kamar mandi, mereka tidur bugil dengan saling berpelukan. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 24.00, aku putuskan untuk tidur di sini dan besok aku akan bolos kerja. Sampai jam 02.00 di kamar istriku tidak ada aktivitas, mereka masih tertidur pulas dengan tetap saling berpelukan. Akhirnya aku tertidur karena bosan menunggu.


Jam 04.00 aku terbangun dan melihat ke monitorku. Kulihat tangan istriku mengocok penis si Marvel yang sedang berdiri setengah tiang. Kepala istriku dituntun paksa oleh si bule untuk melakukan blow job. Mulut istriku yang mungil tampak mengembung akibat sumbatan penis si Marvel. Setelah berapa lama akhirya tumpah juga isinya di mulut istriku, si Marvel akhirnya tertidur pulas lagi, sementara istriku ke kamar mandi membersihkan mulutnya..

Jam 07.00 si bule bangun, berpakaian dan pamitan ke istriku yang bermalas-malasan di tempat tidur dalam keadaan bugil. Setelah si Marvel pergi, aku menyerbu masuk ke kamar istriku, dia kaget sekali melihat aku datang, aku langsung membuka pakaianku dan menindihnya. Berberapa kali dia berontak, namun akhirnya penisku bisa kutancapkan ke vaginanya. Puas mengocok  vaginanya, aku minta dia nungging untuk menyodok lubang satunya. Dia menolak,

 

“Lis.. kamu jangan munafik, si bule dua orang

 itu kenapa kamu kasih..ah?”

Kataku keceplosan ngomong.

 

Dia terheran-heran dan menanyakan dari mana aku tahu hal itu. Akhirnya aku menjelaskan aktivitas spy-ku di kamar sebelah. Wajah istriku tampak merah padam antara malu dan marah, apalagi kujelaskan secara detil pergumulannya yang hot dan binal dengan si bule. Dia memintaku agar cepat-cepat mengurus perceraian kami, karena dia akan segera menikah dengan si Marvel dan pergi ke Italy. Aku menyanyakan apakah dia benar-benar mencintai si bule namun tidak dijawabnya. Aku memberi tahu bahwa hidup di luar negeri itu susah dan budaya mereka beda.

 

“Aku takut nanti di sana kamu dijadikan budak nafsu mereka”,

saranku.


Setelah kejadian itu, mereka selalu berpindah-pindah dari satu hotel ke hotel lainnya untuk bercinta. Aku jadi kehilangan objek spy-ku karena ketololanku sendiri. Aku tidak bisa menaklukkan rasa cemburuku. Setelah kami resmi bercerai, istriku diboyong si bule ke Italy. Sampai sekarang aku tidak pernah terima kabar darinya.

Kamis, 15 Oktober 2020

Karyawan Pabrik Yang Menggoda Birahi

 


Hari ini badanku terasa lelah sekali, seharian ini banyak sekali pekerjaan yg kuselesaikan, meski selesai semua rasanya puas juga menjalani kesibukan hari ini. Sore itu waktu sudah hampir setengah 6 sore, setelah membereskan berkas-berkas di ruang kerjaku aq siap pulang kerumah, mobil kijang hijauku sudah siap di tempat parkir mengantarku pulang. Kulihat jalanan di depan kantorku terlihat lancar, ternyata perkiraanku salah, kurang lebih 1 km dari kantor, jalanan macet total, ya sudahlah nikmati saja daripada menggrutu juga nggak ngurangi macet.

Lokasi kantorku kebetulan dekat dengan jajaran pabrik-pabrik, dan jam segitu rupanya macet angkuta umum yg mencari penumpang, tiba-tiba ditengah kemacetan jalanan kulihat didepan sebuah toko ada seorang perempuan yg manis sekali, kulitnya putih, tingginya sekitar 165 cm dengan menggunakan seragam pabrik biru-biru ditutup blazer hitam terbuka yg kelihatan ketat terlihat dadanya begitu menyesakkan baju seragamnya, untuk ukuran karyawan pabrik, cewek itu terlalu cantik, meski bajunya begitu sederhana tdk sebanding dengan kecantikannya.

Kuperhatikan dengan seksama, dia kelihatan memandangku dan tersenyum tipis menatapku, akupun tersenyum memandangnya, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil dibelakangku, cepat-cepat kutancap mobilku berhubung jalan didepan sudah lancar sekitar 30 meter ke depan. Menyesal sekali aku tdk bisa berhenti waktu itu, kulihat di spion perempuan itu naik angkot di tiga mobil dibelakangku.. Seandainya saja?

Sekira 200 meter jalan lancer, tiba-tiba kemacetan datang lagi, makin sumpek aja aku, akhirnya kulihat didepan ada toko kecil dengan tempat parkir yg agak luas, akhirnya lampu sent mobil kunyalakan kekiri dan aku berhenti, meski masih ada rokok, kuniatkan beli lagi sambil beli minuman ringan, sambil berharap perempuan di angkot belakang bisa ketahuan lagi jejaknya. Alamak.. Sambil minum teh botol dingin, tiba-tiba saja angkot dibelakang yg membawa perempuan itu berhenti, aku berharap.. Tiba-tiba benar saja perempuan itu turun kemudian membayar ongkos ke sopir di depan.

Wah memang benar kalau sudah jodohku nih.. Kulihat perempuan itu masuk juga ke dalam toko, sambil tersenyum tipis dia menuju ke penjual toko itu dan kulihat membeli lima buah indomie, susu dancow dan kopi instant lima sachet.





“Lho rumahnya dimana Mbak?”

Tanyaku

Akupun tersenyum.

“Oh saya kos dibelakang toko ini, Mas,”

Jawabnya

Ia mencari dompet dari dalam tasnya.

“Nama saya Iwan, boleh kenalan Mbak?”

Tanyaku

Aku menjulurkan tangan buat bersalaman.

“Saya Nuning, Mas,”

Jawabnya

Ia senyum dan menjabat tanganku.


Busyet tangannya mulus sekali dan hangat sekali agak berkeringat.

“Berapa Mbak?”

Kata Nuning pada penjual took

Ia mengeluarkan dompetnya.

“Dua puluh sembilan ribu limaratus Mbak “

Jawab penjual toko itu.

“Ini saja Mbak, sekalian teh botol satu dan rokok dua bungkus”

Kataku

Aku ngeluarin uang seratus ribu ke wanita penjaga toko.

“Nggak usah Mas, saya ada kok”

Kata Nuning

Ia ngeluarin dualembar uang duapuluh ribuan.

“Ya sudah gini aja, uang ini bawa dulu, tapi saya minta dibikinin kopi dulu,

sekalian kalau boleh main ke kos-mu sambil nunggu macet, boleh nggak?”

Kataku

Aku ngembaliin uangnya.

“Baiklah kalau begitu terima kasih, tapi tempatnya jelek lho Mas,”

Kata Nuning

Ia tersenyum.

“Ah jangan gitu, saya malah nggak enak nih ngrepotin minta kopi segala”

Kataku

Aku nerima kembalian dari penjaga toko.

“Mbak, saya titip mobil ya, sekalian ini buat parkirnya,”

Kataku

Ku kasih wanita penjaga toko uang lima ribu

“Wah makasih ya Mas”

Kata penjaga toko.

Nuning tersenyum dan mengajakku berjalan di gang sebelah toko itu, jalannya kecil cuman satu meter lebarnya, jadi kalau jalan nggak bisa bareng, harus satu-satu, Nuning jalan di depan dan aku dibelakangnya. Kuperhatikan selain dadanya yg membusung, ternyata pinggul dan pantat Nuning benar-benar montok habis, sampai-sampai rok yg dipakainyapun membungkus ketat pantat indah itu serasi sekali dengan pinggul yg ramping, ditambah bau tubuhnya yg wangi meski kutahu itu bau parfum biasa.

Kira-kira duapuluh meter jalan, Nuning berhenti dan membuka pagar besi kecil disebuah rumah tanpa halaman dan ternyata didalamnya berjajar kamar-kamar kontrakan dengan pembatas tembok satu meter antar kamarnya.


“Disini Mas, kamarku paling ujung, dekat dengan kamar mandi,

silahkan masuk dulu Mas, aku mau panasin air sebentar buat bikin kopi”

Kata Nuning nerocos.

Kamarnya ternyata cukup bersih, di ruang tamu ada karpet biru, meja kecil ditengahnya dan diujung TV 14 inch terpasang rapi ditambah hiasan manik-manik yg bagus, tak sempat kulihat kamar tidurnya, tapi melihat ruang tamunya tertata rapi aku yakin kamar tidurnya pasti bersih juga. Kuambil remote TV dan kunyalakan, pas berita sore, kuikuti perkembangan pencalonan presiden dari para politikus negeri ini, tapi aku lebih tertarik melihat foto dibelakangku ternyata foto Nuning menggunakan kebaya dan samping, cantik sekali.. Tdk dandan saja dia cantik, apalagi dalam foto itu belahan dada kebaya agak rendah, sehingga sembulan toket putihnya kelihatan seksi dan erotis sekali.


“Itu fotoku waktu di kampung bulan lalu Mas, waktu acara kawinan sepupuku”

Kata Nuning

Ia membawa dua gelas kopi.

“Memangnya kampungmu dimana? Dan lagi jadi apa waktu acara itu?”

Tanyaku

Aku membantu nurunin gelas kopi ditaruh di meja.

“Kampungku di Cianjur Mas, waktu itu aku kebagian

ngisi nari Jaipongan, yah gini-gini aku penari Jaipongan Mas,

meski hanya sebatas acara di kampung aja”

KataNuning

Ia tersenyum manis.

“Pantesan tapi cantik juga kamu baju

kebaya ya, lebih sensual dan menarik”

Kataku

Aku memandang wajah cantiknya.

“Pantesan apa Mas? Masak orang kampung

gini dibilangin sensual dan menarik”

Kata Nuning.

“Pantesan tubuh kamu bagus dan terawatt

 itu karena rajin jaipongan ya”

Kataku

“Ah Mas, bisa aja,”

Katanya

Ia mencubit tanganku.

“Silahkan Mas diminum kopinya, aku tinggal sebentar

 ya mau mandi dulu, udah gerah banget nih rasanya”

Katanya


Nuning masuk ke dalam kamarnya dan mengambil peralatan mandi, letak kamar mandi kontrakan itu ada di luar tapi masih dekat dengan kamar Nuning mungkin cuma sekitar 4 meter saja dari pintu kamarnya.


“Tunggu sebentar ya Mas, silakan diminum kopinya”

Kata Nuning

Ia berjalan dengan berkalungkan handuk putih dipundaknya.

 


Sementara rambutnya diikat ke belakang, terlihat cantik dan alami sekali. Sekitar sepuluh menit Nuning di dalam kamar mandi, kudengar suara,

 

“ waduh gimana nih bajunya basah gini,”

Katanya

 

Akhirnya aku mendekat kamar mandi dan berteriak.


“Ada apa Ning? Ada yg bisa saya bantu?”

kataku

aku sedikit cemas dan heran.

“Nggak apa-apa kok Mas, bajuku pada jatuh dan basah, Mas apa diluar ada orang lain?”

Tanya Nuning

Ia teriak.

“Ntar aku lihat dulu, ke pintu depan”

Kataku

Aku berjalan ke pagar dan gang kecil menuju rumahnya.

“Nggak ada siapa-siapa”

Kataku

Aku mendekat ke pintu kamar mandi.


Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan kulihat Nuning hanya berbalut handuk putihnya, kulihat pundaknya putih sekali, sementara toketnya yg montok sedikit menyembul dan pahanya yg putih dan mulus sekali terlihat tertutup handuk kira-kira 20 cm diatas lututnya, wah aku jadi kaget sekali dan tiba-tiba Nuning menengok dari belakang pintu dan berlari menuju kamarnya.


“Sorry ya Mas, bajuku pada basah semua, aku ganti baju dulu ya,”

Kata Nuning

Ia berlari dengan tubuh mulus terbalut handuk.


Melihat pemandangan yg menggairahkan itu, mengakibatkan otot dalam celanaku berdenyut-denyut, dan sedikit mengembang,

 

“ gile bener, tubuhnya montok bener”.

Kataku dalam hati.

Ia masuk ke kontrakannya dan melihat-lihat lagi foto sensualnya.

“Maaf ya Mas, sebenarnya aku malu tadi,”

Kata Nuning

Ia duduk di sampingku.

Nuning sore itu memakai kaos kuning dan bawahan celana strit hitam ketat sebatas lutut, namun kaos panjangnya menutupi bagian bawah sampai 10 cm diatas lutut. Malam itu kita hanya ngobrol saja sampai jam delapan malam, dari obrolan itu kutahu kalau Nuning sudah hampir setahun bekerja, pernah kuliah D-1 bagian Sekretaris dan sekarang bekerja di bagian administrasi keuangan sebuah pabrik, dan kutahu bahwa Nuning sudah punya pacar di kampungnya, namun orangtuanya kurang setuju.


“Jangan kapok main ya Mas,”

Kata Nuning berharap.

“Justru aku yg berharap boleh main

kesini lagi kalau kamu nggak keberatan,”

Kataku

Aku memakai sepatu

 

Aku berjalan pulang kuberikan kartu namaku.

“Kalau ada apa-apa telpon aja,”

Kataku bersalaman

 

Perlahan kuremas tangan halusnya dan Nuning kelihatan malu dan tertunduk.

“Daah”

Kataku

Aku pamitan dan Nuning mengantarkan aku sampai ke tempat parkir.




Setelah perkenalan itu, kurang lebih dua bulan, kami hanya bersahabat saja, bahkan Nuning menyatakan kekaguman karena aku nggak pernah bertindak tdk sopan, meski kami sering pulang sampai jam 10 malam, paling hanya berpegangan tangan saja, entahlah mungkin lama-kelamaan dia mulai sayang, meski sudah kuceritakan bahwa aku sudah beristri dan punya seorang anak. Hingga suatu hari, aku masih ingat itu hari Rabu, dia menelpon ke HP-ku,


“Mas, aku pengen ngobrol bisa nggak, sore ini jemput aku ya?”

Kata Nuning di telepon.

“Oke, emangnya ada apa?”

Tanyaku.

“Yah pokoknya nanti aja deh, aku mau cerita,

udah dulu ya, sampai nanti di tempat biasanya,”

Kata Nuning

Lalu Ia menutup telponnya.


Tepat jam 16.30 aku meninggalkan kantor, kulihat dari kejauhan Nuning sudah menunggu dan sedikit melambaikan tangan kegirangan. Nuning masuk ke mobilku dan tersenyum.


“Mas, kita jangan pulang dulu ya, aku pengen cerita

banyak dan menenangkan hatiku,”

Kata Nuning

Ia menatapku.


“Oke, kita jalan-jalan ke Ciater aja ya, disana kita bisa

berendam air panas sambil ngobrol,”

Ajakku

terpikir olehku ada kolam renang

 

kolam renang ini yg memang cukup nyaman untuk berendam di malam hari.


“Oke, kayaknya asyik juga tuh,”

Kata Nuning

Ia mengiyakan.


Aku menelepon ke rumah, dan bilang ada pekerjaan di kantor yg harus diselesaikan, kalau ada apa-apa ngebel aja ke kantor, kebetulan aku sudah setting teleponku tiga kali kring di-forwardkan ke HP-ku.

 

“Kamu ada masalah apa, kok kelihatan kusut begitu?”

Kataku

Aku mencubit dagu Nuning.

“Nggak tahu kenapa aku pengen cerita masalahku

ke Mas, kayaknya aku tenang kalau udah ada di sampingmu Mas,”

Kata Nuning

Ia memegang lenganku.


Posisi mobilku memang agak susah untuk berdekatan, hingga akhirnya Nuning hanya bisa memegang lenganku saja. Sambil sedikit berkaca-kaca, Nuning menceritakan bahwa pacarnya di kampung sudah memutuskan hubungan dengannya. Selama di perjalanan aku banyak kasih nasehat dan pengertian kepadanya, dan diapun kelihatan lebih tenang. Sampai di Ayam Goreng Brebes, Lembang aku memarkirkan mobilku.


“Kita makan dulu yuk,”

Ajakku


Berhubung tempat parkirnya penuh, aku agak jauh memarkir mobilku, dan baru kali ini Nuning berani berjalan disampingku sambil memeluk pinggangku, akupun akhirnya merapatkan tubuh dan memeluk pundaknya sambil menuju ke tempat makan. Menuju ke Ciater, diperjalanan Nuning memandangku terus dan tiba-tiba saja bibirnya mengecup pipiku, aku agak gugup namun menikmati juga, sambil sesekali kuremas tangan halusnya. Wah mau nggak mau banyaknya rangsangan selama perjalanan mulai mempengaruhi adrenalinku juga. Dan sesampai di Ciater ternyata suasananya hujan agak deras, jam sudah menunjukkan jam delapan malam, berendam di kolam renang rasanya nggak mungkin, pulang juga sudah telanjur, akhirnya kutawarkan ke Nuning.



“Gimana kalau kita berendamnya di kamar aja?”

Kataku
Aku pikir nanti Nuning dia keberatan.

 

“Ya terserah Mas aja”

Kata Nuning.


Di front room hotel, aku booking satu kamar yg ada bathtub buat berendam air panas, didepan meja frontroom Nuning masih memeluk pinggangku, kali ini terasa kelembutan dadanya menyentuh badanku, dan ini mau nggak mau berpengaruh pada otot pejal didalam CDku. Malam itu Ciater dingin banget, kabut turun tebal banget setelah hujan, hingga perjalanan menuju ke kamarpun harus perlahan, petugas hotel sudah menunggu di depan kamar dan membukakan pintu kamar.



“Silahkan Pak, silahkan Bu, apa ada yg dipesan?”

Kata petugas hotel ramah,

Ia mengira kami pasangan suami istri.

“Sementara belum Mas, nanti saja kalau perlu saya telpon dari kamar,”

Kataku

Aku memberi sedikit tips buat petugas hotel.


Nuning masuk ke kamar dan aku masih duduk di ruang TV, sambil mencari-cari chanel yg bagus, sambil melepas penat dua jam lebih di belakang kemudi. Tiba-tiba Nuning keluar dari kamar, alamak Nuning sudah berganti baju dengan celana pendek pink ketat dan kaos senam ketat putih polos pendek hingga kelihatan pusarnya, kulihat bayangan puting toketnya yg kecoklatan, tanpa dibungkus beha, pahanya putih dan mulus menantang, sementara pantatnya yg bahenol tercetak ketat di celananya dan dadanya benar-benar montok menantang.


“Ayo Mas, katanya mau berendam? Jangan liatin gitu dong,”

Kata Nuning

Ia duduk disampingku.

“Oke, tapi aku nggak bawa baju berendam nih,”

Kataku

Ia membuka baju kerjaku.

 

Aku yang sudah tdk kuat melihat pemandangan yg memancing birahi itu.


“Mas, badanmu kekar juga ya, “

Kata Nuning

Ia memeluk lenganku dari samping,

 

Terasa toket montoknya melekat erat di lenganku. Perlahan kuusap paha putih Nuning dan tiba-tiba Nuning berdiri dan duduk di pangkuanku, akhirnya tubuh montok itu kupeluk sambil kuangkat kakinya kuletakkan pahanya yg putih, mulus dan hangat itu diatas pangkuanku. Perlahan Nuning menatap mataku, kemudian memelukku erat sekali, terasa sekali kekenyalan toket montoknya, meski terhalang kaos tipis yg dipakainya, cukup lama Nuning menyembunyikan wajahnya di bahuku, kemudian dia berkata lirih.

 

“Mas, aku sayang kamu, aku takut kehilangan kamu Mas,”

Katanya

 

Akupun langsung membelai perlahan rambutnya, kurenggangkan pelukannya dan kutatap mata Nuning, dalam hitungan detik, bibir kami saling melumat pertama agak perlahan, sambil kunikmati kelembutan bibirnya, cukup lama kami beratraksi dengan bibir kami dan makin lama pagutan dan ciumannya makin buas, dan kamipun saling melumat bibir.

Perlahan ciuman kami agak melemah, lembut kuciumi lehernya, belakang telinga dan pundaknya, kukecup lembut tanpa suara, tangan kananku mendarat perlahan di dadanya, begitu padat, kenyal dan kencang, sementara tangan kiriku pelahan mengangkat kaos ketatnya. Nuning menengadahkan wajahnya dan membusungkan dadanya sambil mengangkat tangannya, dan segera kulepas kaos ketatnya, betul-betul keindahan toket seorang wanita yg kulihat didepanku, kulitnya yg putih bersih tanpa cacat, ditambah sepasang toket yg montok, padat dan menantang, perlahan kujelajahi dan kusapu lembut gunung indah nan menantang itu, dan perlahan kuusap putingnya yg menonjol keras kecoklatan, mungkin dia sudah terangsang.


“Mas, pantatku kayak ada yg mengganjal nih,

dibuka celananya ya Mas, biar nggak sakit,”

Kata Nuning.
Aku berdiri dan Nuning membuka reslutingku.

 

Ia melepas ikat pinggangku dan menurunkan celanaku.


“Apa itu Mas?”

Kata Nuning

Ia menutup matanya dengan jari yg masih terbuka.

 

Otot pejalku yg sudah membesar dan mengeras sekali, tercetak jelas pada celana pendek katun yg ketat, perlahan kutarik tangan Nuning, kutempelkan tangannya menyusuri bonggol keras dari luar celana pendekku, perlahan dan lama-lama Nuning berinisiatif meremas penisku dari luar celana pendekku. Kubiarkan Nuning mengelus dengan jemarinya dan sesekali meremas, kadang pelan kadang agak kuat, mungkin dia mulai menikmati mainan barunya, sementara kunikmati aliran kenikmatan, sambil kulihat ekspresinya.



“Gimana Ning?”

Kataku

Aku menatap matanya.

“Mas, aku belum pernah melakukan seperti ini,

tadinya malu sekali aku melihatnya, ternyata

kemaluan cowok bisa segede ini ya?”

Katanya

Ia tersipu.

“Kalau kamu mau, kamu boleh buka celanaku”

kataku.


Perlahan tangan halus itu menurunkan celana pendekku dan tiba-tiba penisku yg sudah tegak dan berdiri keras seolah miniatur tugu monas, Nuning menatap tak berkedip melihat kemaluanku, pelan jarinya mengelus batangku yg tegang seperti kayu, urat-urat yg menonjol dia telusuri perlahan, alamak nikmat sekali, dan garis urat di tengah-tengah bagian belakang ditelusurinya perlahan, penisku berkedut-kedut dan tiba-tiba diremasnya kantong pelirku, sungguh kenikmatan yg luar biasa.





Kutarik Nuning untuk berdiri, kebelai pinggul indahnya, berputar kebelakang meremas bongkahan pantatnya yg bahenol, kupeluk dan kuusap erat punggungnya, perlahan kukecup lehernya, belakang telinganya dan pundaknya, kulihat dan kurasakan kulitnya merinding, Nuning mempererat pelukannya dan menempelkan ketat dadanya yg padat membusung ke dadaku, paduan antara kehangatan dan aliran birahi yg mengalir lewat kulitnya.

Nuning yg hanya tinggal memakai CD tipis warna pink, menggoyangkan dan menempelkan ketat kemaluanku yg sudah tegang membesar ke daerah bukit venusnya, meski masih terpisahkan CDnya, namun kurasakan ada kelembaban dari balik CDnya. Kulihat mata sendu Nuning menikmati foreplay yg panjang malam itu, kelihatan dia sudah terangsang sekali, dari sorotan matanya dan pelupuk matanya yg agak sembab, serta toketnya yg kencang menantang dengan puting yg mengeras. Kuraba CDnya dan kuturunkan, Nuning membantu menurunkan CDnya dan melempar dengan ujung kakinya, sambil kucium dan kulumat bibir seksinya, kujamah dan kuremas toket montoknya, dan serta merta kuangkat tubuh telanjang nan mulus itu ke kamar dan kutidurkan diatas kasur bersprei putih bersih.

Sambil tetap menciuminya, aku tidur merapatkan ke tubuhnya, kaki kuangkat dan kegesek-gesekkan diatas paha putihnya, sementara tanganku kembali meremas dadanya yg kian montok dan menggunung dengan puting susunya yg menonjol kecil kecoklatan. Perlahan aku turun menciumi lehernya dan memutar-mutarkan lidahku ke gunung kembarnya bergantian, kusapu hingga basah dengan menyisakan puting, pada bagian akhir nanti, sementara tanganku menjelajah ke pangkal pahanya, menyibak rambut kemaluannya yg halus menghitam itu, kuusap bibir memeknya dan Nuning menggelinjangkan pinggulnya.

Kuperhatikan Nuning memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangan yg kuberikan, sementara tanpa sadar penisku yg tegak dan keras, diremasnya perlahan dan kadang menguat saat rangsangan datang menguat. Kumainkan ujung jariku menyapu bibir memeknya yg sudah membasah dan kusapu pelan belahan lubang memeknya yg membasah, sambil kujilati putingnya dengan ujung lidahku bersamaan kuputar perlahan kelentitnya dengan ujung jari telunjukku, seirama antara jilatan lidahku di ujung putingnya dan usapan ujung jari telunjukku di ujung kelentitnya, serta merta Nuning menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya hingga kelihatan merangsang sekali, sambil menutup matanya dengan bibir yg membasah dan sedikit terbuka, sementara tangannya menggenggam erat sekali kemaluanku yg masih mengeras dan berdenyut-denyut.


“Uuff mmaas, kau apakan tubuhku ini,”

Nuning mengerang menahan kenikmatan.


Tubuhnya menggelinjang keras sekali, pahanya bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jariku masih menyentuh kelentitnya, dan tiba-tiba penisku dicengkeram dengan keras seolah mengajak untuk menikmati orgasmenya dalam foreplay itu. Kuremas dengan irama perlahan toketnya yg tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha mulusnya, kemaluanku diremasnya dan tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, orgasme pertama sudah dirasakannya. Tanpa berhenti kumainkan pelan tanpa henti kelentitnya, dan mungkin sekarang Nuning sudah terangsang kembali.


“Mas, tolong masukkan, aku ingin merasakannya sayang,”

Katanya

Ia menghiba dan meringis menahan kenikmatan tiada tara yg dirasakannya.



Perlahan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yg mengangkang dan kepala penisku menempel di kelentitnya menggantikan ujung jari telunjukku.

Sambil kuciumi leher putihnya, pundak dan belakang telinganya, kepala penisku bergerak-gerak mengelilingi bibir memeknya yg hangat dan basah, kulihat Nuning merem melek menikmati benda pejal di bibir memeknya, lidahnya menyapu bibirnya hingga membasah, dan wajahnya memerah dengan mata merem melek tak beraturan. Dengan perlahan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang penisku ke dalam memeknya, saat kucoba menyelipkan kepala penisku ke mulut memeknya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Nuning sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit. “Aah,”Namun akhirnya kepala penisku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangatan memeknya, perlahan kumasukkan sesenti demi sesenti, pada sekitar centimeter ke 4 menuju ke 5, Nuning tiba-tiba berteriak dan menjerit.


“Aduh Mas sakit sekali,”

Katanya

 

“Seperti ada yg menusuk dan nyerinya sampai ke perut,”

katanya.

“Aku cabut aja ya?”

kataku

“Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini,”

katanya


Aku yg sudah merasa kenikmatan yg luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang penisku. Kulihat Nuning meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya penisku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yg belum pernah kurasakan, penisku serasa digigit bibir yg kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali. Akhirnya kami pun mulai menikmati hubungan badan ini.


“Mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang

keluar masukkan penismu Mas, rasanya nikmat sekali”

Katanya


Perlahan aku mulai mengayun batang penisku keluar masuk ke memek Nuning, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta penisku untuk dimasukkan dalam-dalam ke memeknya.

Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tdk begitu merasakan sakit di memeknya, dan kupercepat ayunan penisku di memeknya. Nuning berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan toket besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan penisku seluruhnya di dalam memeknya.


“Oh, mmas aku keluar.. Ahh.. Ahh.. Ahh,”

Katanya


Aku merasakan nikmat yg amat sangat, penisku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di penisku, dan aku yakin penisku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam memek Nuning, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.

Beberapa saat kemudian, kubuka sedikit jepitan kaki Nuning dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Nuning, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari memek Nuning, penisku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh penisku keluar masuk dari memek Nuning, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan penisku di memek Nuning, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yg akan meledak dari dalam penisku dan akhirnya..Croot.. Croot.. Croot.. Croot..Memeknya berdenyut-denyut menikmati aliran maniku yg hangat, sementara kurasakan batangku masih berdenyut-denyut nikmat, kubenamkan batangku dalam kehangatan memeknya yg basah. Kupandang wajahnya yg berkeringat, perlahan kusapu dengan tanganku dan kuciumi dengan penuh rasa sayang, akhirnya kamipun terkulai lemas dan Nuning memeluk tubuhku erat, tanpa mempedulikan cairan yg merembes keluar dari lubang kenikmatannya.

Ada lebih sejam kami tertidur dalam kenikmatan, dan selanjutnya berdua kita berendam dengan air hangat di bathtub, hingga badanpun terasa segar kembali. Setelah menikmati makan malam di cafeteria, akhirnya kamipun kembali ke kamar jam 12.00 malam, mengulangi permainan dengan lebih ganas hingga jam 1 dinihari, kamipun tertidur tanpa busana, dan kupeluk tubuh telanjangnya dalam kehangatan selimut. Hingga esoknya kuputuskan untuk mengambil cuti sehari dan sebelum checkout jam 12 siang, kami masih menyisakan dua kali permainan di kamar tidur dan di bathtub. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku dengan Nuning di kampungnya saat aku mengantarnya mudik.