Pak Boni merupakan kalangan menengah keatas. Di bekerja
di bidang telekomunikasi. Dia mempunyai 2 buah kendaraan dan sebuah rumah yg
cukup ditinggali bersama istri dan anak semata wayangnya. Pak Boni mempunyai
seorang pembantu untuk mengurus rumahnya. Namanya Yani usia 21 tahun. Dia
berasal dari jawa tengah. Sudah hampir setahun dia mengabdi pada keluarga pak
Boni. Yani diperlakukan dgn baik oleh keluarga pak Boni sehingga membuatnya
betah walopun dia harus berpisah dgn suaminya yg menjadi petani di kampungnya.
Pak
Boni hanya memiliki seorang anak namanya Erik. Saat ini usianya sudah 18 tahun.
Dia bersekolah disebuah SMA swasta yg bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai
anak tunggal membuat semua perhatian dan harta dari pak Boni tertuju kepadanya.
Sore itu pukul 3 sore. Sepulang dari sekolahnya Erik merasa sangat lelah. Dia
berganti pakaian dan lalu menuju di ruang TV. Dia melihat TV dgn menyandarkan
punggungnya di sofa. Pak Boni sendiri tentu saja masih ada di kantornya. Dengan
kemacetan Jakarta membuat dia paling cepat bisa sampai di rumah pukul 7 malam.
Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya
pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Yani, dia sedang mengerjakan
tugas sehari – harinya. Kali ini dia sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV
tempat Erik berada.
Sebenarnya tidak ada acara TV yang menarik bagi Erik, dia pun mulai merasa
bosan. Namun, sesaat sebelum Erik beranjak dari sofa malasnya. Tiba–tiba dia
melihat Yani duduk mengangkang di depannya. Belum hilang kagetnya Erik,
kemudian secara tak terduga Yani mendekap Erik ke dada besarnya.
5 menit sebelumnya.
“Kenapa juga sih aku jadi mikirin video bokep yg dikirim sama
si Wati, mas Bowo juga kalo diajak bicara kotor suka ga mau..iihh…”
Katanya
Begitulah,
kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun
merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling
tukar video bokep. Dan pagi tadi, Wati menyebarkan video porno barunya ke
pembantu – pembantu lain. Berbeda dengan Wati dan sebagian pembantu lainnya yang
di malam harinya bisa bertemu suaminya (Wati adalah pembantu yang tinggal di
sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Yani
adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan dan biasanya pulang setahun
dua kali saja.
Walhasil Yani pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di
malam hari dia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah,
akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharian
mencangkul sawah. Namun pucuk dicinta ulam pun tiba, Ditengah birahinya sedang
naik dia melihat Erik sdg begong melihat TV.
“Tumben nih
den ganteng udah pulang.
Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini.
Ga salah deh klo den Erik jadi idola pembantu2 disini hihihi.
Duh makin gatel aja nih meki”
Kata pembantuku
Yani menyapu dengan tidak tenang. Dia berpikir untuk berbuat nekat. Dia tahu resikonya sangat besar. Jika Erik menolak dan melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Yani sebagai PRT di rumah ini akan lenyap.
“Ah bodo amat. Mekiku udah ga bisa diajak kompromi.
Masa sih den Erik ga suka ama toketku sementara
Pak Edi aja sampe kelojotan”
Kata Pembantuku.
Pak Edi merupakan satpam kompleks. Dia memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Yani. Yani terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Yani yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh pak Edi untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna. Untung saja baru titfuck saja pak Edi sudah KO. Sehingga amanlah meki Yani dari kontol pak Edi. Walau Yani jablay (jarang dibelai), namun dia juga pilih2 untuk melampiaskan nafsunya hehehe.
“Aaahhh…ayo den, nikmati tetek mbak Yani ini”
Ucap Yani
Ia mendekap kepalaku
“Hmmmphhhh”
Aku mencoba
melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas.
Namun dekapan Yani sangat kuat sekali. Kemudian Yani melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dia melepaskan kaos dan branya lalu mendekap Erik kembali. Erik yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudian
“hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukaku langsung bertemu dgn kulit toket Yani. Dia merasakan nikmatnya kekenyalan toket Yani. Dia menggoyang2kan pinggulnya, sambil menggesek2an vaginanya ke tonjolan di celanaku. Walaupun keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Yani memakai rok lebar dan celana dalam, sedangkan Erik menggunakan celana boxer dan celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer. Rupanya Erik mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Yani.
“Hisap donk pentil ku den”
Kata pembantuku
Aku pun langsung melahap putting kiri Yani. Terlihat betul gerakan aku masih kaku dikarenakan belum berpengalaman dalam sex . Dia hanya menghisap2 putting Yani. Kemudian Yani perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Yani melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontolku semakin keras.
“Iiihhh kontolnya sudah ngaceng ya?”
Goda Yani.
“Gimana ga ngaceng la wong di kasih tetek sama digesek2 memek mbak Yani."
Kataku
“Ayo dikeluarin donk kontolnya den”
Kata mbak yani
aku pun menurutinya, dia melepaskan celana pendek dan celana dalamnya. Dengan sigap Yani langsung mengocok kontolku.
“Den Erik sudah siap menuju surga dunia?”
kata Mbak
Yani
Nampaknya Yani sudah tidak sabar imgin segera merasakan kontolku. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dia pulang ke kampung. Lagipula dia merasakan rangsanganku tidak ada apa – apanya. Jadi dia pikir langsung saja ditancap.
“Iii…iya mbaak…”
Kataku
“Emang den Erik belum pernah ya sebelumnya?”
Kata Mbak Yani
Aku cuma
menggeleng.
“Bentar den sebelum dimasukan Yani mau mengambil hp dulu”
Kata Mbak Yani
Lalu Yani mengambil hp di saku roknya dan dia selfie denganku.
“Kog foto segala mbak buat apa?”
Kataku
“Buat disombongin ke pembantu2 lain. Den Erik kan favoritnya pembantu2 sini.
Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya
pada bayangin den Erik…hehehhe…”
Kata Mbak Yani
Aku tidak peduli. Aku masih saja memainkan toket Yani. Aku tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. Aku
pernah secara tidak sengaja menyentuh
toket pacarnya, dan sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini. Tak
lama kemudian “Bleeesss…” Yani akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.
Setelah masuk seluruhnya, Yani diam dan tidak goyang dahulu. Dia sedikit
tersenyum menahan tawa melihat mukaku yang dilanda kenikmatan untuk pertama
kalinya. Yani semakin gemas dengan muka anak majikannya ini. Aku fokus dengan
kenikmatan yang dirasakan kontolnya. Yani menciumi wajah tampan milikku. Aku yang
merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantuku itu.
Perlahan–lahan Yani mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati
ketampanan mukaku. Ciuman dari Yani mulai turun ke leherku. Yani meninggalkan
banyak cupangan di leherku tersebut. Yani sangat menikmati mengeksplorku, Wangi
tubuhku yang sering merawat diri
benar–benar memabukkan Yani. Yani semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Aku yang baru pertama kali
ngeseks benar–benar kewalahan menghadapi kebinalan pembantuku yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal
ini.
“Ooohhhh..aaahhh….”
Desahku.
Ku berusaha keras menahan dorongan spermaku untuk segera keluar.
Mukaku memerah. Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudian. “Crooottt…crooott…crooott….” Sperma kental keluar dari kontol Erik di dalam memek Yani.
“Hy Erik ayo bangun. Kebiasaan klo nonton tv sampe ketiduran."
Kata ibuku
"Pindah ke kamar sana”
Lanjut ibuku
Tiba – tiba Erik terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar. Erik yang terbangun lalu dia meraba raba tubuhnya. Ternyata dia masih berpakaian lengkap. Namun dia memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.
“Huh sial ternyata aku cuma mimpi basah kukirain beneran nyata”
Gumamku .
Dari kamar, Ibuku lalu berteriak
“Erik jangan lupa kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman
demam berdarah. Tuh leher kamu bentol2 digigit nyamuk”
Kata ibuku
Aku kaget.
Hah bentol–bentol. Sekilas lalu dia bertukar pandang dengan pembantunya yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Yani tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Erik sambil menggigit bibir.
“Tadi tuh mimpi ga sih?”
Tanyaku dalam hati.
Aku yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. Dia
buka ternyata dari nomor yang tidak dia kenal. Dan isinya adalah
“Makasih banget ya den Erik. Kapan2 kita ngentot lagi ya.
Tapi nanti den Erik minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”
Kata Mbak Yani
Membaca itu Aku senang sekaligus bingung sekaligus takut. Senang karena aku
benar–benar merasakan tubuh nikmat pembantuku. Dan mungkin bukan hanya saat itu
saja. Ke depannya mungkin aku akan lebih sering menikmati tubuh pembantuku.
Bingung karena kenapa aku bisa menikmati bermain seks dengan pembantuku.
Padahal pembantuku sangat berbeda tipenya dibandingkan pacarnya saat ini.
Wanda, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus yg wajah cantik.
Dan takut, bagaimana jika pembantuku cerita ke orang tua atau orang di sekitar
kompleksku. Bisa hancur nama baikku. Apalagi dia ingat pembantuku sempat
mengambil foto. Sementara di dapur, Yani masih tersenyum2 penuh kemenangan. Dia
yakin aku sudah takluk pada dirinya. Dia
bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan,
tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.